Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
Firman Allah Taala, Tiap-tiap khabar berita mempunyai masa yang menentukanny (yang menmbuktikan benarnya atau dusta) dan kamu akan mengatahuinya (V6: 67)
Para Ilmuwan menemukan bahwa tumpang tindih malam dengan siang hari merupakan proses yang sangat kompleks, karena itu mereka menggunakan komputer untuk mempelajari proses yang menakjubkan ini, dan mereka menemukan bahwa malam masuk pada siang, dan waktu siang masuk pada waktu malam dan proses ini berlangsung selama 24 jam non-stop. Hal ini telah digambarkan oleh Al-Quran
firman Allah Taala: ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ
“Yang demikian itu, adalah karena Sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam”. [Al-Hajj: 61].
Pertanyaannya adalah: Siapa yang tahu selama 14 abad yang lalu bahwa siang dan malam silih berganti secara terus-menerus, dan bahwa proses ini merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang perlu direnungkan?!
Para ilmuwan menemukan bahwa angin memiliki peran besar dalam pembentukan awan, dialah yang mendorong uap air dan partikel-partikel debu, yang bertindak sebagai penggerak partikel, dan setiap partikelnya memiliki jutaan tetesan-tetesan kecil untuk membentuk satu tetesan air, lalu angin berperan menggerakkan awan sehingga turunlah hujan. Hal ini sesuai dengan yang diisyaratkan dalam Al-Quran sejak beberapa abad yang lampau.
Allah berfirman: وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”. (Al-Hijr:22)
Ayat ini mengajak orang beriman untuk merenungkan kebesaran Sang Pencipta; Allah yang Maha Kuasa.
Dalam studi baru-baru ini (yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience) para ilmuwan menemukan bahwa tidur pada malam hari tidak cukup untuk manusia, tetapi harus tidur siang hari untuk waktu singkat (satu setengah jam, misalnya).
Para ilmuwan telah menemukan bahwa otak sebetulnya merasa lelah di siang hari akibat akumulasi informasi yang sampai kepadanya sehingga kinerjanya menjadi kurang efisien dan dengan demikian memerlukan rehat sejenak. Rehat ini bagi otak merupakan penyusunan kembali informasi dan pengorganisasian gelombang-gelombang sel dan memantapkan informasi yang diperoleh di siang hari.
Oleh karena itu para ilmuwan menegaskan pentingnya tidur malam hari atau tidur sebentar siang hari dan bahwa pemberian rehat kepada otak ini memperkuat memori.
Mereka menemukan bahwa orang yang biasa tidur sebentar di siang hari, kinerja ilmiahnya mereka lebih baik, dan kemampuan mengingat sesuatunya akan lebih cepat.
Para ilmuwan mengatakan: Fenomena tidur adalah sebuah sebuah mukjizat yang layak direnungkan dan dikaji lebih dalam karena ia merupakan fenomena kompleks.
Maha Suci Allah yang telah mengisyaratkan dalam kitab suci-Nya Al-Quran tentang pentingnya tidur di malam dan siang dan menegaskan bahwa tidur adalah salah satu tanda kebesaran Allah dan mukjizat yang harus kita renungkan.
Allah berfirman:
(وَمِنْ آَيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ) [الروم: 23].
“ dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”. Surah Al-Rum 23.
Fenomena pertemuan sungai dan laut adalah sangat umum, dan di sini kita melihat sebuah pertemuan dua sungai yang berbeda kepekatan, keasinan dan suhu, dan kedua sungai tersebut tetap tanpa bercampur, untuk bercermin pada tanah genting antara mereka . . .
Gambar sebenarnya dari area pertemuan sungai Rio Negro dan Solimões Sungai di Brasil. Kedua sungai tersebut bertemu dalam jarak lebih dari lima kilometer dalam kondisi air kedua sungat tersebut tidak bercampur dengan kepekatan dan temperatur yang tetap berbeda.
Sungai pertama di sebelah kanan mengandung endapan tanah pegunungan yang menyebabkan airnya berwarna cokelat, sedangkan sungai yang kedua di sebelah kiri berwarna hitam pekat karena merupakan rembesan tanaman-tanaman yang membusuk yang datang dari hutan.
Fenomena ini sekarang dapat dijelaskan secara ilmiah, yaitu melalui sejumlah hukum fisika tentang pergerakan cairan, seperti variasi densitas, salinitas dan suhu. Hukum fisika ini memastikan bahwa kedua sungai tersebut tidak dapat saling mengalahkan, walaupun mereka bertemu secara langsung.
Mahasuci Allah yang telah menjelaskan kepada kita 14 abad yang lalu tentang pertemuan sungai-sungai dan lautan:
(وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا) الفرقان: 53
“dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi” Alfurqan 53.
Tentu saja, ayat ini berbicara tentang pertemuan air laut yang masin dengan air sungai yang tawar yang membentuk dinding yang memisahkan antara keduanya.
Namun, yang kita lihat dalam gambar ini adalah serupa dengan yang digambarkan oleh Alquran, di mana air keruh bertemu dengan air jernih, sementara masing-masing memiliki tingkat keasinan yang berbeda dan keduanya tidak bercampur kecuali dengan batasan yang sangat sempit.
bersambung . . .